Geoff Lawton: Ahli Permakultur yang Menemukan Islam
FIFARM--Geoff Lawton, seorang ahli permakultur terkenal di dunia, telah menginspirasi banyak orang melalui pendekatannya yang inovatif dalam pertanian berkelanjutan. Lawton dikenal karena kemampuannya untuk mengubah lahan tandus menjadi ekosistem yang produktif dan berkelanjutan. Selain itu, perjalanan hidupnya yang menarik juga mencakup perjalanannya menuju Islam, yang membawa dimensi baru dalam perspektif dan pendekatannya terhadap permakultur.
Awal Kehidupan dan Karir di Permakultur
Geoff Lawton lahir di Inggris dan mulai terlibat dalam permakultur pada awal 1980-an. Ia belajar di bawah bimbingan Bill Mollison, salah satu pendiri konsep permakultur. Lawton kemudian mendirikan "Permaculture Research Institute" di Australia pada tahun 1996, yang telah menjadi pusat pelatihan dan penelitian permakultur terkemuka di dunia.
Dengan pengalaman lebih dari tiga dekade, Lawton telah bekerja di lebih dari 50 negara, mengimplementasikan proyek-proyek permakultur yang mengubah lahan tandus menjadi oase produktif. Ia dikenal karena pendekatannya yang praktis dan efektif dalam mendesain sistem pertanian yang berkelanjutan dan regeneratif.
Perjalanan Menuju Islam
Setelah peristiwa 9/11, Lawton yang sebelumnya berada di Jordania sebagai konsultan dan mengajar di lembah Jordan merasa jengah saat George Bush menyatakan perang terhadap Islam dan menginvasi Afghanistan dan juga Irak. Dia merasa orang-orang Islam tidak seperti itu karena selama ini dia banyak berinteraksi dengan mereka. Sejak itu lah dia mencari tahu tentang Islam di masjid terdekat. Dia belajar tentang sholat, dan syahadat. Bahkan diajak sholat Jumat bersama. Dia merasa damai karena ajaran Islam, seperti kata Assalamu'alaikum semoga keselamatan tercurah pada kalian. Prinsip Islam untuk tidak pamer tubuh dan jangan ego adalah hal lain yang cukup menarik buat Lawton. Dia merasa damai dengan Islam karena Islam adalah Nature.
Lawson mengalami transformasi spiritual yang signifikan saat ia memutuskan untuk memeluk Islam. Keputusannya ini datang setelah periode pencarian spiritual dan refleksi mendalam tentang tujuan hidup dan hubungannya dengan alam semesta. Lawton menemukan bahwa prinsip-prinsip Islam tentang keadilan, keseimbangan, dan tanggung jawab terhadap lingkungan sangat selaras dengan filosofi permakultur yang ia anut.
Dalam wawancara dan ceramahnya, Lawton sering berbicara tentang bagaimana Islam mengajarkan tanggung jawab terhadap bumi dan segala isinya. Ia menekankan bahwa menjaga alam adalah bagian integral dari iman dan ibadah dalam Islam. Prinsip-prinsip ini semakin menguatkan komitmennya terhadap permakultur dan memotivasi dirinya untuk terus menginspirasi orang lain dalam menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan.
Kontribusi dan Dampak
Geoff Lawton terus berperan aktif dalam mengembangkan dan menyebarkan pengetahuan tentang permakultur di seluruh dunia. Melalui Permaculture Research Institute, ia telah melatih ribuan orang dalam desain permakultur dan implementasi praktik-praktik berkelanjutan. Proyek-proyeknya yang sukses di berbagai negara, termasuk Yordania, Maroko, dan Palestina, menunjukkan bahwa pendekatan permakultur dapat diadaptasi di berbagai kondisi iklim dan geografi.
Lawton juga sering berbicara tentang pentingnya pendidikan dalam permakultur dan bagaimana pengetahuan ini dapat memberdayakan komunitas untuk menjadi mandiri secara pangan dan energi. Ia percaya bahwa dengan mempraktikkan permakultur, masyarakat dapat menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan, yang selaras dengan ajaran Islam tentang keadilan sosial dan tanggung jawab lingkungan.
Zaytuna Farm: Bukti Nyata
Zaytuna Farm, proyek permakultur di New South Wales, Australia, menjadi contoh nyata integrasi Islam dan permakultur dalam kehidupan Lawton. Di sana, ia menerapkan prinsip-prinsip Islam seperti keadilan sosial, kesederhanaan, dan pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab.
Geoff Lawton adalah contoh inspiratif bagaimana perjalanan spiritual seseorang dapat mempengaruhi dan memperkaya pendekatan mereka terhadap kehidupan dan pekerjaan. Sebagai ahli permakultur yang juga seorang Muslim, Lawton menunjukkan bahwa prinsip-prinsip keadilan, keseimbangan, dan tanggung jawab lingkungan yang diajarkan oleh Islam dapat harmonis dengan praktik permakultur. Dengan dedikasinya, ia terus menginspirasi banyak orang untuk menjaga bumi dan menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan dan regeneratif.