Home > News

Mengenal Slow Living: Resep Hidup Tenang di Tengah Hiruk Pikuk

Beberapa prinsip dalam slow living selaras dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam
Ikhlas dan Khusuk adalah salah satu Konsep dalam Slow Living / FIFARM
Ikhlas dan Khusuk adalah salah satu Konsep dalam Slow Living / FIFARM

FIFARM--Di tengah kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan, konsep slow living hadir sebagai alternatif untuk mencapai kedamaian dan kualitas hidup yang lebih baik. Slow living bukan sekadar gerakan melawan laju kehidupan modern, tetapi juga cara untuk menemukan makna dalam setiap momen dan menjaga keseimbangan hidup.

Apa itu slow living, manfaatnya bagi kesehatan, dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, baca lebih lanjut dalam artikel berikut ini.

Apa Itu Slow Living?

Slow living adalah filosofi hidup yang menekankan pentingnya memperlambat ritme kehidupan. Filosofi ini mengajak kita untuk lebih sadar, menikmati setiap momen, dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Slow living menekankan kualitas daripada kuantitas, kesederhanaan, keseimbangan, dan konektivitas dengan alam. Ini bukan tentang lambat dalam segala hal, tetapi tentang melambat dalam hal-hal yang berarti.

Prinsip-Prinsip Slow Living

1.Kesadaran dan Mindfulness

Hidup dengan kesadaran penuh berarti menghargai setiap momen, menjalani hari dengan perhatian penuh, dan tidak terburu-buru. Contohnya, makan dengan perlahan dan menikmati setiap gigitan, atau berjalan di taman sambil menikmati keindahan alam sekitar.

2.Kualitas daripada Kuantitas

Slow living mengajak kita untuk memilih kualitas dalam setiap aspek kehidupan, baik itu dalam pekerjaan, hubungan, maupun barang yang dimiliki. Fokus pada hal-hal yang memberi kebahagiaan dan makna.

3.Kesederhanaan

Mengurangi hal-hal yang tidak perlu dan fokus pada apa yang benar-benar penting. Ini bisa berarti hidup dengan lebih sedikit barang, mengurangi komitmen yang berlebihan, atau menyederhanakan rutinitas harian.

4. Konektivitas dengan Alam

Menghabiskan waktu di alam, berkebun, atau sekadar menikmati pemandangan alam adalah bagian penting dari slow living. Ini membantu kita merasa lebih terhubung dengan dunia di sekitar kita dan menemukan ketenangan.

5.Keseimbangan Kehidupan

Mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah kunci. Memberikan waktu untuk istirahat, hobi, keluarga, dan kegiatan yang menyenangkan membantu menjaga kesehatan fisik dan mental.

Manfaat Slow Living bagi Kesehatan

1. Mengurangi Stres

Dengan melambatkan ritme kehidupan, slow living membantu mengurangi stres dan kecemasan. Memberikan waktu bagi pikiran dan tubuh untuk beristirahat dan pulih dari tekanan sehari-hari.

2. Peningkatan Kesehatan Mental dan Fisik

Praktik mindfulness dan fokus pada kesejahteraan dalam slow living dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik. Aktivitas seperti meditasi, yoga, atau berjalan di alam memiliki manfaat kesehatan yang signifikan.

3.Meningkatkan Hubungan

Dengan lebih banyak waktu dan perhatian yang diberikan pada hubungan, slow living membantu memperkuat ikatan sosial dan meningkatkan kualitas hubungan interpersonal.

4.Kepuasan Hidup

Slow living membantu kita lebih menikmati hidup dan merasa puas dengan apa yang dimiliki. Ini mengurangi dorongan untuk terus mengejar lebih banyak hal dan fokus pada kebahagiaan dan kepuasan saat ini.

Slow Living dalam Islam

Slow living adalah filosofi hidup yang mengajak kita untuk melambatkan ritme kehidupan, lebih menikmati setiap momen, dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Konsep ini selaras dengan ajaran Islam yang mengutamakan kesederhanaan, keseimbangan, dan mindfulness dalam menjalani kehidupan

1. Menikmati Proses

Dalam Islam, kita diajarkan untuk menikmati setiap proses dan tidak hanya berfokus pada hasil akhir. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman: 13). Ini mengajak kita untuk merenungi dan mensyukuri setiap nikmat dan momen dalam kehidupan.

2. Hidup Sederhana(Zuhud)

Islam mengajarkan hidup sederhana dan tidak berlebihan. Rasulullah SAW sendiri menjalani kehidupan yang sederhana dan jauh dari kemewahan yang berlebihan. Islam mengajarkan zuhud, yaitu hidup sederhana dan tidak berlebihan dalam mengejar duniawi. Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia, tetapi tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama.

Al-Qur'an, Surah Al-Furqan (25:67): "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian."

Kesederhanaan dalam hidup merupakan salah satu pilar slow living, dimana seseorang diajak untuk hidup dengan lebih sedikit barang dan komitmen yang tidak perlu.

3. Menjaga Kesehatan Mental dan Spiritual

Dalam Islam, kesehatan mental dan spiritual sangat ditekankan. Slow living, dengan penekanannya pada mengurangi stres dan menikmati hidup, dapat membantu mencapai ketenangan batin dan kesehatan mental yang lebih baik.

4. Menghargai Waktu

Islam mengajarkan kita untuk menghargai setiap waktu yang diberikan dan tidak menyia-nyiakannya. Slow living mendorong kita untuk menikmati setiap momen dan tidak terburu-buru dalam kehidupan, sejalan dengan anjuran untuk memanfaatkan waktu dengan bijak.

5. Memperkuat Hubungan Sosial

Islam menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan keluarga, tetangga, dan masyarakat. Slow living juga menganjurkan untuk memperkuat hubungan sosial dan memprioritaskan interaksi dengan orang-orang terdekat.

6.Kesadaran dan Mindfulness (Tafakkur dan Tadzakkur)

Islam sangat menekankan pentingnya tafakkur (berpikir mendalam) dan tadzakkur (mengingat Allah). Ayat-ayat Al-Qur'an banyak yang mengajak manusia untuk merenungkan ciptaan Allah dan memikirkan makna hidup.

Al-Qur'an, Surah Al-Ghashiyah (88:17-20): "Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana diciptakan? Dan langit bagaimana ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ditegakkan? Dan bumi bagaimana dihamparkan?"

Ajaran ini mengajak umat Muslim untuk berhenti sejenak, merenungkan kebesaran ciptaan Allah, dan meningkatkan kesadaran akan keberadaan-Nya dalam setiap aspek kehidupan.

7. Kualitas daripada Kuantitas (Ikhlas dan Khusyuk)

Islam mengajarkan bahwa kualitas amal dan ibadah lebih penting daripada kuantitas. Ibadah yang dilakukan dengan ikhlas dan khusyuk (konsentrasi penuh) memiliki nilai yang lebih besar di sisi Allah.

Hadits Nabi Muhammad SAW: "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amalan kalian." (HR. Muslim)

Ini sejalan dengan prinsip slow living yang menekankan kualitas dalam setiap aspek kehidupan.

8. Konektivitas dengan Alam (Khalifah di Bumi)

Islam mengajarkan bahwa manusia adalah khalifah (pemimpin) di bumi yang bertanggung jawab untuk menjaga dan merawat alam.

Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:30): "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.'..."

Menghabiskan waktu di alam, berkebun, dan menjaga lingkungan merupakan cara untuk menjalankan amanah sebagai khalifah di bumi, yang juga merupakan bagian dari prinsip slow living.

9. Keseimbangan Kehidupan (Wasatiyyah)

Islam mengajarkan prinsip wasatiyyah (keseimbangan) dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam ibadah, pekerjaan, maupun waktu luang.

Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:143): "Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat yang adil dan pilihan..."

Keseimbangan ini sejalan dengan prinsip slow living yang mengajak untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta memberikan waktu untuk istirahat dan kegiatan yang menyeimbangkan.

Bagaimana Implementasi Slow Living dalam Kehidupan Muslim

- Mengatur Prioritas: Fokus pada ibadah, keluarga, dan aktivitas yang memberikan kebahagiaan dan ketenangan.

- Menerapkan Mindfulness: Berdoa dan beribadah dengan khusyuk, serta menikmati setiap momen kehidupan sebagai bentuk syukur.

- Mengurangi Distraksi: Membatasi penggunaan teknologi yang tidak perlu, seperti media sosial, dan fokus pada interaksi nyata.

- Mengatur Waktu untuk Diri Sendiri: Melakukan ibadah sunnah, meditasi, atau hobi yang menyenangkan untuk menenangkan jiwa.

- Berkontribusi pada Komunitas: Terlibat dalam kegiatan sosial dan membantu sesama sebagai bentuk ibadah dan implementasi ajaran Islam.

Slow living dan ajaran Islam memiliki banyak keselarasan dalam prinsip-prinsipnya. Dengan menerapkan slow living yang sesuai dengan ajaran Islam, kita dapat mencapai keseimbangan hidup, mengurangi stres, dan lebih menikmati setiap momen dengan penuh makna. Prinsip-prinsip kesadaran, kualitas, kesederhanaan, konektivitas dengan alam, dan keseimbangan sangat ditekankan dalam ajaran Islam dan dapat menjadi pedoman dalam menjalani slow living yang Islami dan bisa mulai menikmati hidup yang lebih tenang dan penuh makna. Selamat mencoba!

× Image