Home > Permakultur

Tips Menanam Tanaman Pangan di Pekarangan Rumah Gunakan Prinsip Permakultur

Permakultur berfokus pada kelestarian lingkungan dengan pendekatan desain holistik
Sayuran seledri ditanam dengan sistem aquaponik / FIFARM
Sayuran seledri ditanam dengan sistem aquaponik / FIFARM

FIFARM--Memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam tanaman pangan saat ini menjadi hal penting dalam membentuk keluarga yang mandiri secara pangan. Seberapun luas lahan yang kamu miliki di pekarangan rumah bisa dimanfaatkan untuk menanam tanaman pangan tersebut.

Luas pekarangan rumah bukan menjadi hambatan untuk bisa menanam tanaman pangan. Ada banyak model yang bisa diterapkan dalam mengelola lahan pekarangan rumah agar bisa menghasilkan tanaman pangan untuk kebutuhan pangan secara mandiri dalam lingkup keluarga.

Ada beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam dalam memanfaatkan pekarangan untuk produksi pangan:

1.Sistem Pertanian Organik:

Kebanyakan pengelolaan sumber pangan dari pekarangan dilakukan dengan sistem pertanian organik. Ini didasarkan pada ketersediaan lahan dan modal, dengan pemeliharaan menggunakan pupuk organik dari limbah rumah tangga. Sistem budidaya vertikultur menggunakan pipa, bambu, atau kantung plastik (polybag) yang disusun pada rak dapat diterapkan di lahan sempit dengan biaya terjangkau. Sementara itu, sistem tanam hidroponik, yang dikembangkan sebagai solusi untuk lahan minim tanah, membutuhkan biaya lebih besar di awal.

2.Permakultur:

Permakultur adalah pendekatan desain holistik yang berfokus pada kelestarian lingkungan. Sistem permakultur meniru keragaman dan ketahanan ekosistem alami. Prinsip-prinsip permakultur mencakup:

- Bertahan dengan Perawatan Minim: Sistem yang dibangun harus bertahan selama mungkin dengan perawatan seminim mungkin.

- Mendukung Matahari: Sistem harus menghasilkan tidak hanya untuk kebutuhan sendiri, tetapi juga untuk orang-orang yang mengelolanya.

- Efisiensi Energi: Manusia dapat menggunakan energi untuk membangun sistem, asalkan sistem tersebut dapat menghemat lebih banyak energi daripada yang digunakan untuk membangun atau memeliharanya.

- Desain Adaptif: Pengelola permakultur harus adaptif terhadap perubahan yang terjadi. Pengamatan yang cermat dan intervensi pada waktu yang tepat akan menghasilkan hasil positif.

-Daur Ulang dan Integrasi: Desain sistem harus mempertimbangkan penggunaan kembali limbah, kompos, dan pengurangan limbah. Sistem yang lebih kecil lebih mudah dikelola, tetapi keberagaman dan produktivitasnya dapat meningkatkan ketahanan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan untuk produksi pangan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Oh ya jika kamu tidak memiliki lahan sendiri untuk menanam tanaman pangan, kamu bisa memanfaatkan program Kementerian Pertanian melalui program Pekarangan Pangan Lestari (PPL). Kegiatan PPL (P2L) dilaksanakan oleh kelompok masyarakat yang secara bersama-sama mengusahakan lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan, serta pendapatan.

Program ini mendukung upaya pemerintah dalam penanganan daerah prioritas, termasuk intervensi stunting dan pemantapan daerah tahan pangan. Dalam P2L, lahan pekarangan, lahan tidur, dan lahan kosong yang tidak produktif dimanfaatkan sebagai penghasil pangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan meningkatkan pendapatan rumah tangga.

× Image