Modal 2 Jantan 7 Betina, DW Farm Kini Punya Ratusan Ayam: Pilih Slow Living, Resign dari IT

FIFARM–- Dari pekerja kantoran di bidang IT menjadi peternak ayam kampung sukses, kisah Dewi Apriani, founder DeW Farm, menginspirasi ribuan orang untuk beralih ke gaya hidup slow living berbasis ketahanan pangan keluarga.
Berawal dari modal 2 ayam jantan dan 7 betina pada 2016, kini DeW Farm di Cibinong, Bogor, memiliki ratusan ekor ayam kampung, ayam petelur, broiler, hingga ikan nila. Semua dimulai dari keprihatinan Dewi terhadap masa depan pangan di tengah ancaman krisis teknologi dan listrik.
"Saya resign dari kantor setelah 3 bulan belajar intensif tentang ayam. Dulu saya punya pengalaman di peternakan broiler kemitraan, tapi saya ingin yang lebih alami dan berkelanjutan," ujar Dewi dalam wawancara eksklusif bersama Jagadtani TV.

Dari Ketahanan Pangan Keluarga hingga Bisnis Skala Besar
Awalnya, DeW Farm hanya untuk memenuhi kebutuhan protein hewani keluarga. Telur dan daging ayam kampung jadi prioritas karena biaya protein hewani paling besar dalam anggaran dapur.
"Namun, lama-lama ada kelebihan produksi. Saya jual lewat status WhatsApp ke teman kantor. Ternyata banyak yang minat. Akhirnya orang tua dan keluarga ikut bergabung," cerita Dewi.
Kini, DeW Farm menjual:
- Telur ayam kampung : Rp10.000 per butir (konsumsi)
- Telur fertil (bibit) : Rp5.000 per butir
- Ayam pullet (siap bertelur, umur 4,5–5 bulan) : Rp100.000 per ekor
- Ayam kampung umur 1 bulan ke atas (tidak dijual DOC)
- Ikan nila (300–400 ekor siap panen)
Tanpa Vaksin, Fokus pada Kebahagiaan Ayam
Berbeda dari peternakan konvensional, DeW Farm tidak menggunakan vaksin. Mereka mengandalkan 3 sifat alami ayam:
1. Mandi tanah (dust bathing)
2. Berjemur
3. Bertengger
"Kandang semi-terbuka ukuran 80 cm x 1,3 m, diisi 1 jantan + 4 betina. Setiap hari dapat 3–4 butir telur. Ayam sehat karena bahagia," jelas Dewi.
Pakan pun alami: pabrik + sayuran seperti daun pisang muda, daun pepaya, dan azolla yang ditanam sendiri. Biaya pakan lebih murah dibanding self-mixing di Jabodetabek yang bisa Rp8.000–9.000/kg.
Jenis Ayam di DeW Farm
| Jenis | Keterangan |
| Ayam Kampung | Elba, Arab |
| Ayam Petelur | Isa Brown |
| Ayam Broiler | Coop 1, Cup Du |
| Ikan Nila | Panen 6 bulan |
Marketing? Mulai dari WhatsApp!
Dewi menegaskan: jangan overthinking soal pasar.
“Banyak yang bingung mau jual ke mana, padahal pasar terdekat sering diabaikan. Mulailah dari status WhatsApp, Instagram, atau Facebook. Konsisten, lama-lama jadi besar.”
Penjualan tertinggi saat Idul Adha, di mana harga ayam kampung melonjak. Uangnya langsung diputar kembali untuk beli bibit baru atau inkubator kecil (kapasitas 30 telur).
Slow Living: Bukan Soal Uang, Tapi Mindset
Slow living bukan tentang berapa tabungan, tapi bagaimana kita mengatur ritme hidup sendiri. Bisa tetap produktif, tetap berpenghasilan, tapi kita yang tentukan waktunya,” tutur Dewi.
Ia menyarankan pemula:
-Wanita/ibu rumah tangga : Tanam kangkung, bayam, cabai, tomat
-Pecinta ternak : Mulai dengan 2 jantan + 7 betina ayam kampung asli
-Jangan ambil untung dulu, putar kembali jadi modal bibit/inkubator
Inspirasi Petani Milenial
Dari 9 ekor ayam menjadi ratusan, dari karyawan IT jadi peternak organik, DeW Farm membuktikan bahwa ketahanan pangan bisa dimulai dari halaman rumah.
“Semua makhluk hidup akan baik-baik saja jika dibiarkan alami. Yang penting: bahagia, konsisten, dan bersyukur,” pungkas Dewi.
